Rabu, 14 Oktober 2009

SAHABAT OR PACAR

Namaku Reisya, aku adalah cewek SMP dan aku punya banyak temen tapi cuman ada empat temen yang paling deket sama aku. Ada Lala, Lulu, Tya, dan yang terakhir ada Hanum. Mereka adalah sahabat ku yang paling aku sayang. Semua tau kalau masa-masa SMP adalah masa perubahan dari sifat atau fisik. Nah, dari sini cerita aku dimulai.

"Hei, Rei???" sapa lala ketika aku masuk kelas. "hei juga" kataku sambil menatap wajahnya. Sebenarnya ada sesuatu yang pengen aku omongin sama Lala, tapi ini bener-bener rahasia banget dan aku pengen cuman Lala yang tau masalh aku. Tapi aku juga tau ini pasti ngga adil buat tiga temen ku yang lainnya. "La??" kata ku penuh keraguan, "Iya Rei? Ada apa??" tanya Lala. "La, sebernya ada yang pengen aku omongin sama kamu, aku mau bilang kalau aku,...."
"WOY Guys????????" potong sahabatku Lulu. Karena aku ngga mau rahasia ku terbongkar jadi aku mutusin buat ngga ngomongin ini sekarang sama Lala. Dengan penuh keraguan aku berjalan keluar untuk menghindar dari temen-temen ku."Hei Rei, kamu mau kemana?????" tanya Lulu ketika aku jalan ninggalin kelas, "hmmm aaakku mau ke. toilet, iya mau ke toilet" jawabku ragu-ragu. "Rei, aku ikut ya? sekalian aku mau kekantin beli permen buat ntar, gimana Rei mau ngga?" kata Lulu. "ngg.....ngga usah deh. aku sendiri aja" kataku sambil berjalan menjauhi mereka.

Gimana aku mau ngomong kalau disana ada Lulu? Ya Tuhan bantulah aku, aku ngga mau kalau sampai gara-gara ucapan ku persahabatn kami jadi hancur berantakan. "Rei, kamu kenapa sich? kyaknya ada hal yang kamu sembunyikan dari aku?" kata lala sambil memegang bahuku dari belakang. "La, kamu ngagetin aku aja. Aku sebenernya mau ngomong sama kamu tentang perasaan ku." Kataku sambil mengajak Lala duduk. "Emangnya ada apa sich Rei? kamu ngga biasa-biasanya kayak gini?" kata Lala. "Uda lama aku nyimpen rasa ini La." kataku sambil menatap bola mata Lala. " Emangnya apa yang kamu simpen? kamu ngga kenapa-kenapa kan Rei?"

"La.... a..a..aku suka sama.... udalah La lupain aja!" kataku tidak meneruskan pembicaraanku.

"Rei, kamu suka ama siapa? nanti aku pasti bantu kamu kok?"

"A... aku suka sama Bima, La?" kataku menunduk

"W...H...A...T... Rei, kamu kan tau sekarang Bima lagi deket sama hanum. Itu juga kamu khan yang ngebuat mereka deket?"

"Emang iya sich La, tapi aku ngga bisa ngebohongin perasaan aku, aku ngejodohin mereka karena aku pikir dengan semua itu perasaan ku akan hilang, La!" kataku yang tanpa terasa air mataku jatuh.

"Rei, kamu nangis? " kata Lala menatapku

"Kamu tau kan La, kalau perasaan ini baru aku rasain sekarang?? Aku ngga pernah seperti sekarang ini kalu masalah cowok La."

"Tapi, kamu harus tau mereka itu adalah temen-temen kamu, kamu ngga mungkin memiliki keduanya."

"La, aku tau, tapi aku bener-bener bingung sekarang. Aku ngga bisa bohongin perasaan ku sendiri." kataku sambil berlari menjauh dari Lala.

"Reisya, kamu mau kemana Rei?" Teriak Lala memanggilku.


Kenapa semua ini harus terjadi sama aku? Apa yang harus aku lakuin sekarang? aku ngga mungkin bilang semua ini sama Bima ataupun Hanum. Itu sama aja nyakitin perasaan mereka. Aku yang ngebuat mereka deket, apa aku juga yang akan nejauhin mereka????? Semuanya ngga ada yang ngertiin aku.

"B..R..U..G...H.. aww" teriakku ketika seseorang menabrakku.

"uupzzz, sorry. gue ngga sengaja!!" kata orang yang menabrakku sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.

Sial banget sich aku hari ini. Dosa apa aku hari ini sampe aku ditabrak orang.

"REISYA?????" kata orang yang menbrakku memanggilku.

"BI......Bi.......Bima????? " kataku kaget ketika tau kalau yang menabrakku adalah BIMA. Segera aku bangun dan berlari meninggalkan Bima.

Itu adalah hal terbodoh yang pernah aku lakuin, menghindar dari orang yang aku suka hanya untuk menghilangkan perasaan ini. aku ngga pernah nyangka kalau aku bakalan suka sama cowok yang aku jodohi sama sahabat aku. Aku juga ngga suka sama perasaan ini. tapi semakin aku mencoba menghindar, hati ini semakin sakit. Aku harus gimana lagi ngadepin perasaan ku yang kayak gini?? Aku ngga mau nyaktin temen aku, apalagi kalau sampai ngebuat persahabatan ku jadi rusak, tapi aku juga ngga mungkin teru-terusan ngebohongin perasaan ku yang semakin lama, semakin ngebuat aku sakit.

"Hei Rei, kamu tadi ngapain lari dari aku? Aku kan mau cerita sama kamu." Kata Bima yang tiba-tiba muncul.

"Oh....Eh... hmm aku tadi cuman pengen sendiri aja."Kataku sambil mengusap air mataku.

"Rei, kamu nangis? Kamu kenapa?" tanya Bima.

"Ngga kok Bim, kamu ngomongnya ntaran aja ya?"

"Oh, ngga papa kok."

"Sorry Bim, aku pergi dulu." 

Karena aku takut perasaan ku ini semakin sakit, aku mutusin kalau aku akan jauhin Bima, maskipun aku sendiri tau kalau itu juga akan ngebuat perasaanku sakit. Tapi setidaknya aku bisa cegah perasaan ini terlalu dalam. Perasaan ini ngga pernah aku rasain sebelumnya. Aku ngga boleh nunjukin perasaan ini sama mereka, aku harus bisa ngelupain semua ini.